haruskah dunia turut menyaksikan bahagiaku yang perlahan luntur dengan mengiringi kepergianmu? Tapi. biarlah! Biarlah kau pikir aku baik-baik saja. Biarlah kau pikir aku tidak terluka. Lebih baik begitu. Kamu tidak akan memberikan tatapan penuh rasa kasihan.
Rasa sakitku tertutupi oleh pernah bahagia bersamamu. Aku pernah jadi alesan mata itu menyipit karena tertawa. Aku pernah jadi alesan Kamu tidak berhenti tertawa saat membaca pesan singkat dariku. Kamu pernah jadi alesan tawaku untuk beberapa waktu. Sampai saat ini, kamu masih jadi alasan untuk kesedihanku. jangan sedih. Aku tidak mengutukanmu. Tapi, jangan senang dulu! Aku tidak mendoakan kebahagianmu.
Mereka bilang, tidak ada salahnya menangis. Mereka bilang, luapkan air matamu agar kamu lega. Padahal aku lega tanpa perlu menangis. Aku lega saat akhirnya kita bisa saling melepaskan. Aku lega pada saat itu akhirnya aku akan berhenti merasa tidak percaya diri lagi setiap hari. Tenang saja! Aku terlalu fokus bahagia kita dulu sehingga tak punya alesan untuk menangisimu.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !