Agen domino Aku Jeny, 27 tahun udah janjian sama temenku yang bernama Novan (27
tahun) mau jalan ke rumah temen-temenku semasa kuliah dulu. Novan adalah
salah satu temen kuliahku dulu, dan kini udah berkeluarga sementara aku
masih bujangan. Tapi sejak setaun pernikahaannya dengan Shanti (23
tahun) masih belum juga punya momongan. Shanti adalah adik tingkat kami
semasa kuliah dulu. Novan saat ini tinggal di rumah mertuanya (keluarga
Shanti) di sebuah ibukota propinsi. Makanya sore itu aku jemput dia di
rumah Shanti pada saat itu.
Shanti dan aku nggak ada perasaan
apa-apa, makanya dia mau aku yang mijatin. Sambil ngobrol kesana-
kemari, aku terus mijatin pundak ma leher bagian belakang Shanti. “Ke
bawah dikit dong Je. Ke punggungnya.” pintanya sambil ngegeser duduknya
agak maju. Aku nurut aja, sambil terus mijatin dia yang sambil nonton
tv. “Lu lepasin tali BH-nya dong, ngehalangin nih,” kataku. Shanti
langsung ngelepas BHnya dan ngeletakin begitu aja di sampingnya. Aku
mulai Agen domino mikir yang ngeres-ngeres ngeliat BH Shanti segede gitu. Aku
ngebayangin berarti gede juga isi BH itu. “Aku sambil tiduran ya Je.”
pintanya sambil terus telungkup di atas karpet di depan tv. Aku pun
turun dan duduk disamping tubuhnya. Aku mulai mandangian pantatnya yang
gempol, lalu turun ke bagian pahanya yang terlihat putih karena Shanti
waktu itu cuma pake celana pendek doang.
Tanganku mulai kupermainkan agak nakal
sedikit, sambil berharap ngeliat reaksi Shanti. Persis di dipunggung
dibelakang bagian toketnya, aku mulai sedikit nakal memainkan
jari-jariku. Kuturunkan sedikit jari-jariku supaya meraba sedikit saja
bagian toketnya. “Geli ih Je,” ujarnya tapi diam saja. “Kena ya? Sorry
deh Shan” ujarku pura- pura kaget. Shanti diem aja dengar jawabanku itu.
“Shan, buka aja deh kaosnya,” pintaku. “Nggak ah, ntar Novan dateng
gimana?” tanyanya ragu. “Ya cepet-cepet di pake lagi dong ntar.” jawabku
singkat. Agak sedikit malu kulihat wajah Shanti ketika dia duduk
sebentar dan membuka kaosnya dan cepat-cepat telungkup lagi. Pikiranku
saat itu bener-bener ngeres banget. Ingin rasanya aku Agen domino memeluk Shanti dan
merasakan hangatnya tubuh istri temenku itu. Tapi aku malu.
Dengan sedikit ragu, aku mulai
memberanikan diri untuk meremas bagian pinggir-pinggir toket Shanti dari
belakang. Shanti terlihat agak kaget melihat kenekatanku, tapi dia diam
saja. Malah sedikit-sedikit Shanti membiarkan jari-jariku nyelusup
makin meremas toketnya itu. “Geli Jee,,,” Shanti agak mengerang. “Sorry
ya Shan, aku bener-bener nggak tahan pengen megangin tetek kamu,” kataku
aga gemetar. “Nggak apa-apa kan Shan, Sorry ya,” kataku semakin
gemeteran. Shanti begitu mendengar pertanyaanku itu, tanpa kusangka
menggeleng pelan. Birahiku yang semakin meningkat, tak mampu lagi aku
tahan. Kuraih tubuh Shanti agar Agen domino sama-sama duduk dan kubalikan badannya
agar menghadapku. Cepat-cepat aku tempelkan bibirku ke bibir Shanti.
Shanti yang masih keliahatan kaget melihat kenekatanku, terdiam dan
mulai bereaksi dengan membalas ciumanku.
Seperti orang kesurupan, kami yang
sama-sama sedang nafsu dengan cepat saling menjilat bibir kami
masing-masing. Tanganku pun dengan cepat meremas toket Shanti sementara
tangan Shanti terus mengusap-ngusap bagian punggungku yang kini sudah
telanjang dada. Kuraih tubuh Shanti agar berdiri. Dan dengan satu
tanganku, ku tarik celana pendek Shanti agar melorot ke bawah. Shanti
tak diam ketika tanganku sudah menarik celana pendeknya termasuk CD-nya
juga.
Dia dengan gugupnya membuka kancing
celana jeanku dan menarik turun resleting celanaku. Aku membantunya
dengan menurunkan sendiri celana dalam dan jeanku hingga kami sama-sama
telanjang saling berpelukan dalam posisi masing- masing berdiri.
“Masukin ya Shan,” pintaku ketika tangan Shanti dengan ganasnya
meremas-remas kontolku yang sudah sangat tegang itu. Shanti hanya
mengangguk pelan ketika kontolku kuarahkan kebagian selangkangan Shanti
yang sudah sangat basah itu. “Shhhh,,,, ahhh..” Shanti mengerang.
“Ahhhh,,, cepetan Je, ntar Novan keburu dateng,,,” katanya sambil terus
merenggangkan selangkangannya. “Ahhhhh,,, Shannnn….” kataku tak tahan
merasakan kocokan tangan Shanti di kontolku.
Dengan posisi terus berdiri, kontolku
kini sudah tepat di depan memek Shanti yang basah. Pelan-pelan kumasukan
dengan bimbingan tangan Agen domino Shanti. “Pelan- pelan Je,, ahhhh,,,,ahhhhh,,,
Jeeny…….” Shanti mengerang sambil memelukku erat sekali ketika kontolku
mulai menancap ke dalam vagina itu. “Shaaaan,,,,, ahhhh,,,, ahhhh,,,,,”
erangku merasakan nikmatnya menyetubuhi istri temanku itu. “Cepat
Jeeny,,, cepetin lagi keluar- masukinnya Jeny,,,,,,” Shanti merengek
seperti seorang bayi yang minta cepat-cepat disusui oleh ibunya. “Iya
Shaaaan,,, segini enak Shaann,,,” tanyaku sambil kuisapi lidah Shanti
yang menjulur-julur keluar dari mulutnya.
Shanti hanya menganggung mengiyakan
pertanyaanku. “Jeeny,,,, aku pengen keluar Jeeny,,,, lebih cepet lagi
Jeeny,,,,” pinta Shanti sambil tubuhnya menggelinjang kekiri-kekanan.
Aku yang sebenernya juga sudah pengen keluar, semakin mempercepat
kocokan kontolku keluar-masuk memek Shanti yang seluruh tubuhnya sudah Agen domino kelihatan menegang hebat sekali. “Aaauuuu,,,,, Jeeee,,,, aku keluar
Jeee,,,,,” Shanti meregang sambil menggigit pundakku. “Aku juga
Shaaaann,,,,” kataku juga hampir bersamaan. Kupeluk tubuh Shanti yang
kelihatan sangat kecapaian, Shanti tersenyum ketika keningnya aku cium.
“Makacih ya Jen,,,
” bisiknya sambil senyum- senyum. “Iya, makasih juga
Shan,,,” kataku sambil terus kupeluk dia. Lama kami saling berpelukan
masih dalam keadaan telanjang sambil duduk di depan tivi di atas karpet.
Tiba-tiba Shanti meraih BH dan kaosnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !