Tak lama setelah kumasukkan lidahku,
kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan
dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian
ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku
mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya
berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan
kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku. Poker online
“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar
nich,” pintaku. “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya. Aku
tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya. “Lus,
aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil Poker online memasukkan penisku
perlahan-lahan. Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya
terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali,
penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan
tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil
penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.
“Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya
tanpa berontak.
“Kamu udah mens belom?” tanyaku. “Udah, baru kemaren,
emang kenapa?” katanya. Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku
jawab pertanyaannya, “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.” “Ach… ach…
ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya
berteriak nikmat. “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style
dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya. Ia
menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam
vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia
merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ach… a… aa ach…” teriaknya. “Sakit lagi
Ben… a.. aa… ach…” “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus
bergoyang dan meremas-remas buah dadanya. “Ben,. ach pengen… ach.. a…
keluar lagi Ben…” katanya. “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,”
balasku. “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A… ach… aachh…! yach kan keluar.” “Aku juga Say…” kataku semakin
kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di
dalam vaginanya. Poker online
Kucabut penisku dan aku melihat seprei,
apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak. “Lus kamu enggak
perawan yach,” tanyaku. “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya
kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya. “Ben ingat loh, jangan bilang
siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya
kok, asal lain kali kamu mau lagi.” “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni
Junior’,” katanya mesra.
Setelah saat itu setidaknya seminggu
sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang
sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik
sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang
tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga
saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !