Pengalaman Seorang Wanita |
Bandar ceme Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang
karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu
aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin
memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan
suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing-masing
memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.
Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan
untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi
hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan,
suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3 bulan.
Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun tidak begitu
antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita simpanan, dan itu juga
bukan salahnya maupun salahku. Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.
Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak pernah bermimpi
untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak berjalan-jalan dengan teman,
kadang-kadang kami traveling untuk membunuh waktu belaka. Sejak 3 bulan yang
lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku
tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk
kost tentu memerlukan biaya yang mahal, Bandar ceme sedangkan untuk bayar kuliah saja
mereka sudah bekerja mati-matian. Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22
tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan
dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat
menjaga rumahku sewaktu aku dan teman-teman traveling.
Tapi ternyata Ajie
membawa berkah yang lain.
Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin
malam aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu,
sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembantu libur pada
hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan menganggu
tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis
berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai
senam lagi. Kulihat jam menunjukkan angka 10.
Ah biarlah aku ingin tidur lagi,
jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah
kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah
seorang pembantu ingin mengacau tidurku. Bandar ceme
"Tante.., Tante..", ooh ternyata suara Ajie. Mau
apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur
telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan
di pintu berulang lagi disertai panggilan.
"Persetan!", pikirku sambil terus memejamkan mata.
Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar, kulirik
sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul
kepala Ajie memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu.
"Tante..?", Suaranya berbisik, aku diam saja.
Kupejamkan mataku makin erat.
Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku
tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga
ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju
menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaun tidurku, aku lupa sedang
mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula. Hatiku
jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya
menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia?
Tapi aku
terus pura-pura tidur.
"Tante..", Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia
sedang ingin memastikan apakah tidurku betul-betul nyenyak atau tidak.
Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur.
Kemudian kurasakan gaun tidurku
tersingkap semua sampai leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku,
jantungku seperti melompat, aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak curiga.
Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena
tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi..,
buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia masih
belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin.
Lalu kurasakan
tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan,
aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku.
Tak lama kemudian
kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia
cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan
buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak
di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang
aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai
saatnya tiba. Pengalaman sex aku dan Istriku yang liar
Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku
dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan
memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya
takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika
memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah
buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat
merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang
berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk
tidak karuan, nikmat sekali.
Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai
dengan gigitan-gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri
selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD,
aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ajie
menekan-nekan lubang vagina ku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup
masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan
menjalari tubuhku.
Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku,
lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus
mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil
menyentakkan tubuhku.
"Ajie!! Ngapain kamu?", Aku berusaha bangun duduk,
tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras.
Tiba-tiba Ajie mencium
mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku,
tapi Ajie makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih
tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan
mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku
pura-pura menolak.
"Tante.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan
ini, maafkan saya tante" Ajie melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan
pandangan meminta.
"Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda.
Tante kan sudah tua" Ujarku lembut.
"Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante.., saya akan
memuaskan tante sepuas-puasnya", Jawab Ajie.
"Ah kamu.., ya sudahlah terserah kamu sajalah",
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin
dijamah olehnya.
Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma
memakai celana dalam saja.
Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa
melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras. Ajie
mendekat ke arahku.
"Tante diam saja ya", Kata Ajie. Aku diam sambil
berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya,
aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas
buah dadaku dengan lembut. Bandar ceme
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !